Sewaktu masih duduk di Sekolah Menengah dulu, penulis senang mendengarkan lagu Belaian Sayang ciptaan Bing Slamet. Pada waktu itu penulis tidak pernah peduli dengan bunyi syairnya karena hanya menirukan dengan bersiul. Beberapa hari yang lalu kebetulan penulis menyaksikan acara musik keroncong di siaran televisi. Salah satu lagu yang ditampilkan adalah Belaian Sayang yang dibawakan oleh penyanyi cantik berkebaya, pakaian ciri khas artis keroncong wanita. Penulis menyimak dan menulis syairnya. Ternyata lagu itu mempunyai pesan yang luhur untuk membangun bangsa. Coba kita perhatikan syair lagu itu secara lengkap berikut ini.
Waktu hujan turun/ Rintik perlahan/
Anginpun berhembus/ Awan menebal.
Kutimang si buyung/ Belaian sayang/ Anakku
seorang/ Tidurlah, tidur.
Ibu berdoa/ Ayah menjaga/ Agar kelak
kau/ Jujur melangkah.
Jangan engkau lupa/ Tanah pusaka/ Tanah
air kita/ Indonesia.
Multi
tafsir untuk memahami pesan dari lagu keroncong yang iramanya merdu itu. Bait
pertama misalnya, bisa ditafsirkan bahwa sang penggubah lagu ingin menekankan
bahwa kita berada di negeri yang mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Musim di negeri tropis, yang terkadang mengalami penyimpangan.
Ketika kemarau panjang, di mana-mana mengalami kekeringan dan kesulitan
mendapatkan air bersih. Ketika hujan berlimpah, di mana-mana banjir menimpa
yang sering sangat menimbulkan
penderitaan.
Bait
kedua mengandung pesan, bahwa setiap keluarga harus sayang anak sebagai amanah
titipan Tuhan. Anak harus disayang semenjak di kandungan, lahir, sampai
mengantar dan membimbing menjelang usia dewasa. Dalam hubungan ini, menarik
untuk dikemukakan nasihat Jenderal Widjojo Sujono pada sarasehan HMI/KAHMI
beberapa tahun yang lalu. Dia mengutip falsafah hidup orang Barat yang
menyatakan :” Kalau anak tidak bisa melebihi bapaknya, kedua-duanya gagal
sebagai manusia “. Ini berarti bahwa setiap orangtua dituntut untuk
memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya agar bisa mengangkat derajat orangtuanya. Bukan
sebaliknya, banyak anak yang justru menjerumuskan dan menjatuhkan nama baik
orangtuanya karena salah asuhan.
Semakin
jelas kemudian di bait ketiga, Bahwa sang ayah wajib memikirkan dan menjaga
tumbuh kembang si anak. Sementara sang ibu mendoakan agar seorang anak
mempunyai masa depan yang baik dan luhur karena perilaku jujur dalam melangkah
mengarungi kehidupan. Perilaku kejujuran
diperlukan semenjak berpikir, berucap dan bertindak dalam segala hal.
Kejujuran yang hakiki adalah yang didasari atas ketaatan terhadap hukum dan
aturan yang berlaku serta tuntunan agama yang dianut oleh setiap orang yang
bersangkutan. Perilaku kejujuran ini diperlukan dalam rangka menapaki hidup di
bumi Indonesia. Bahwa setiap anak manusia Indonesia diingatkan untuk tidak
melupakan tanah pusaka, tanah air kita, Indonesia. Di sinilah puncak pesan itu.
Tanah pusaka itu harus dijaga dan dipertahankan untuk keabadian sampai akhir
zaman tentunya.
Tahun
2045 adalah merupakan HUT yang keseratus NKRI. Banyak yang berharap, pada tahun
tersebut bangsa Indonesia bisa mencapai kejayaan sebagai negara maju dalam
segala hal. Untuk itu, ada peringatan menarik yang pernah disampaikan oleh
negarawan Amerika Serikat John F. Kennedy yang menyatakan :” Hari esok anda
ditentukan oleh pekerjaan anda hari ini ”. Atau peringatan pemikir Perancis
yang menyatakan :” Bukan karena kelangkaan uang, tetapi karena kelangkaan
manusia berbakatlah yang membuat suatu bangsa menjadi merana “. Peringatan
penting yang bisa berlaku umum bagi semua bangsa di dunia tersebut mengandung
makna, bahwa untuk mencapai kemajuan diperlukan Sumber Daya Manusia yang
bermutu, Dan itu sangat tergantung terhadap langkah-langkah kita pada saat ini
dan seterusnya. Untuk mempersiapkan dan membangun bangsa yang jujur, cerdas,
inovatif, toleran dan pekerja keras, harus dimulai dari individu-individu dan
keluarga setiap warga bangsa. Bing Slamet sudah mengingatkan pentingnya langkah
tersebut sejak lama melalui lagu
“Belaian Sayang”. Penting untuk menjadi perhatian semua pihak, terutama para
orangtua yang mempunyai anak remaja. Betapa sulitnya membendung para remaja
yang tergila-gila musik Korea Selatan. Yang mencengangkan, Korsel ternyata di
samping maju dalam ekonomi dan teknologi, juga maju dalam industri musik. Semua
ini berkat langkah Park Chung Hee yang mengambil kebijakan strategis yang tepat
pada tahun 60-an. Pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, sehingga
tertampung semua oleh lapangan kerja ketika lulus dan terhindar dari
pengangguran. Pendidikan dibenahi dengan prinsip, produk pendidikan harus bisa menjadi subyek pembangunan, bukan
menjadi obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan, mereka dididik untuk
menjadi SDM yang jujur, cerdas, inovatif, disiplin dan pekerja keras.
Agaknya
lagu “Belaian Sayang karya Bing Slamet” tersebut perlu ditetapkan sebagai lagu
wajib di sekolah-sekolah dalam rangka membangun bangsa yang mampu bersaing di
masa depan dengan kepribadian dan ciri khas Indonesia. Karena dari lagu itu
diharapkan bisa mengingatkan kita untuk ikut bertanggung jawab membangun
generasi penerus yang bermutu dan berwatak mulia. Jujur dalam segala hal dan
mampu menjaga tanah air sebagai tanah pusaka. Yaitu, menjaga kelestarian lingkungannya,
mengelola kekayaan alamnya dengan adil dan bijaksana. Berilmu yang tinggi dalam
mengabdi kepada bangsa dan negara, dan yang sangat penting adalah, tidak
melakukan korupsi, apa pun bentuknya.*****