Entri yang Diunggulkan

GENERASI PENDOBRAK JILID III

 Harian Rakyat Merdeka terbitan 20 April  2010,memuat artikel dengan judul “Bodoh Permanen” yang ditulis oleh Arif Gunawan. Tulisan tersebut...

Rabu, 31 Maret 2021

PESAN LAGU “BELAIAN SAYANG”

     Sewaktu masih duduk di Sekolah Menengah dulu, penulis senang mendengarkan lagu Belaian Sayang ciptaan Bing Slamet. Pada waktu itu penulis tidak pernah peduli dengan bunyi syairnya karena hanya menirukan dengan bersiul.  Beberapa hari yang lalu kebetulan penulis menyaksikan acara musik keroncong di siaran televisi. Salah satu lagu yang ditampilkan adalah Belaian Sayang yang dibawakan oleh penyanyi cantik berkebaya, pakaian ciri khas artis keroncong wanita. Penulis menyimak dan menulis syairnya. Ternyata lagu itu mempunyai pesan yang luhur untuk membangun bangsa. Coba kita perhatikan syair lagu itu secara lengkap berikut ini.

       Waktu hujan turun/ Rintik perlahan/ Anginpun berhembus/ Awan  menebal.

       Kutimang si buyung/ Belaian sayang/ Anakku seorang/ Tidurlah, tidur.

       Ibu berdoa/ Ayah menjaga/ Agar kelak kau/ Jujur melangkah.

       Jangan engkau lupa/ Tanah pusaka/ Tanah air kita/ Indonesia.

 

Multi tafsir untuk memahami pesan dari lagu keroncong yang iramanya merdu itu. Bait pertama misalnya, bisa ditafsirkan bahwa sang penggubah lagu ingin menekankan bahwa kita berada di negeri yang mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim di negeri tropis, yang terkadang mengalami penyimpangan. Ketika kemarau panjang, di mana-mana mengalami kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Ketika hujan berlimpah, di mana-mana banjir menimpa yang sering sangat  menimbulkan penderitaan.

Bait kedua mengandung pesan, bahwa setiap keluarga harus sayang anak sebagai amanah titipan Tuhan. Anak harus disayang semenjak di kandungan, lahir, sampai mengantar dan membimbing menjelang usia dewasa. Dalam hubungan ini, menarik untuk dikemukakan nasihat Jenderal Widjojo Sujono pada sarasehan HMI/KAHMI beberapa tahun yang lalu. Dia mengutip falsafah hidup orang Barat yang menyatakan :” Kalau anak tidak bisa melebihi bapaknya, kedua-duanya gagal sebagai manusia “. Ini berarti bahwa setiap orangtua dituntut untuk memperhatikan pertumbuhan  dan perkembangan anaknya agar bisa mengangkat derajat orangtuanya. Bukan sebaliknya, banyak anak yang justru menjerumuskan dan menjatuhkan nama baik orangtuanya karena salah asuhan.

Semakin jelas kemudian di bait ketiga, Bahwa sang ayah wajib memikirkan dan menjaga tumbuh kembang si anak. Sementara sang ibu mendoakan agar seorang anak mempunyai masa depan yang baik dan luhur karena perilaku jujur dalam melangkah mengarungi kehidupan. Perilaku kejujuran  diperlukan semenjak berpikir, berucap dan bertindak dalam segala hal. Kejujuran yang hakiki adalah yang didasari atas ketaatan terhadap hukum dan aturan yang berlaku serta tuntunan agama yang dianut oleh setiap orang yang bersangkutan. Perilaku kejujuran ini diperlukan dalam rangka menapaki hidup di bumi Indonesia. Bahwa setiap anak manusia Indonesia diingatkan untuk tidak melupakan tanah pusaka, tanah air kita, Indonesia. Di sinilah puncak pesan itu. Tanah pusaka itu harus dijaga dan dipertahankan untuk keabadian sampai akhir zaman tentunya.

Tahun 2045 adalah merupakan HUT yang keseratus NKRI. Banyak yang berharap, pada tahun tersebut bangsa Indonesia bisa mencapai kejayaan sebagai negara maju dalam segala hal. Untuk itu, ada peringatan menarik yang pernah disampaikan oleh negarawan Amerika Serikat John F. Kennedy yang menyatakan :” Hari esok anda ditentukan oleh pekerjaan anda hari ini ”. Atau peringatan pemikir Perancis yang menyatakan :” Bukan karena kelangkaan uang, tetapi karena kelangkaan manusia berbakatlah yang membuat suatu bangsa menjadi merana “. Peringatan penting yang bisa berlaku umum bagi semua bangsa di dunia tersebut mengandung makna, bahwa untuk mencapai kemajuan diperlukan Sumber Daya Manusia yang bermutu, Dan itu sangat tergantung terhadap langkah-langkah kita pada saat ini dan seterusnya. Untuk mempersiapkan dan membangun bangsa yang jujur, cerdas, inovatif, toleran dan pekerja keras, harus dimulai dari individu-individu dan keluarga setiap warga bangsa. Bing Slamet sudah mengingatkan pentingnya langkah tersebut sejak lama melalui  lagu “Belaian Sayang”. Penting untuk menjadi perhatian semua pihak, terutama para orangtua yang mempunyai anak remaja. Betapa sulitnya membendung para remaja yang tergila-gila musik Korea Selatan. Yang mencengangkan, Korsel ternyata di samping maju dalam ekonomi dan teknologi, juga maju dalam industri musik. Semua ini berkat langkah Park Chung Hee yang mengambil kebijakan strategis yang tepat pada tahun 60-an. Pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, sehingga tertampung semua oleh lapangan kerja ketika lulus dan terhindar dari pengangguran. Pendidikan dibenahi dengan prinsip, produk pendidikan  harus bisa menjadi subyek pembangunan, bukan menjadi obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan, mereka dididik untuk menjadi SDM yang jujur, cerdas, inovatif, disiplin dan pekerja keras.

Agaknya lagu “Belaian Sayang karya Bing Slamet” tersebut perlu ditetapkan sebagai lagu wajib di sekolah-sekolah dalam rangka membangun bangsa yang mampu bersaing di masa depan dengan kepribadian dan ciri khas Indonesia. Karena dari lagu itu diharapkan bisa mengingatkan kita untuk ikut bertanggung jawab membangun generasi penerus yang bermutu dan berwatak mulia. Jujur dalam segala hal dan mampu menjaga tanah air sebagai tanah pusaka. Yaitu, menjaga kelestarian lingkungannya, mengelola kekayaan alamnya dengan adil dan bijaksana. Berilmu yang tinggi dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, dan yang sangat penting adalah, tidak melakukan korupsi, apa pun bentuknya.*****