Entri yang Diunggulkan

GENERASI PENDOBRAK JILID III

 Harian Rakyat Merdeka terbitan 20 April  2010,memuat artikel dengan judul “Bodoh Permanen” yang ditulis oleh Arif Gunawan. Tulisan tersebut...

Tampilkan postingan dengan label gresik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gresik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 April 2022

DONGENG KUNCI DAN KENCUR

 

Dongeng ini sebenarnya banyak diceritakan oleh para orang tua dan diceritakan secara turun-menurun. Saya menceriterakan kembali dongeng ini versi daerah saya, Gresik – Jawa Timur.

 

      Pada jaman dahulu kala, ada seorang ibu janda yang mempunyai seorang anak gadis cilik bernama Kencur. Ibu itu dinikahi seorang duda kaya yang juga mempunyai seorang anak gadis sebaya Kencur yang bernama Kunci. Ibu janda itu sangat menyayangi putrinya, tetapi agak jahat terhadap anak tirinya, Kunci.

      Suatu ketika, sang ibu ini timbul niat jahat, bersama anaknya ingin menguasai harta suaminya. Dia berpikiran, kalau suaminya suatu saat meninggal pasti hartanya akan jatuh ke tangan si Kunci. Maka timbullah niatnya bagaimana cara menyingkirkan si Kunci.

       Kepada Kunci, suatu hari si ibu ini membelikan gelang emas. Tentu saja Kunci sangat senang dan yang dipikirnya, ibu tirinya mungkin sudah berubah menjadi sayang. Si Kencur yang tidak dibelikan, sering bertanya kepada Kunci : “Bagus ya gelangmu, kok aku tidak dibelikan, ya?”.  Kencur dan Kunci seumur, sehingga besarnya hampir bersamaan. Karena iba, Kunci yang baik hati kemudian memakaikan gelang itu kepada Kencur tanpa sepengetahuan ibunya. Bapak mereka sebagai pedagang, sering pergi ke luar daerah dan terkadang cukup lama waktunya, bisa berhari-hari.

      Si ibu ingin membuat sandiwara bahwa Kunci meninggal karena kecebur tempayan besar di dapur. Suatu malam, ibu itu merebus air di tempayan besar.  Kondisi desa yang belum ada penerangan listrik, begitu beranjak malam mereka pergi tidur satu kamar karena Bapaknya sedang pergi ke luar daerah. Ketika air sudah mendidih pada tengah malam, anak-anak sudah pada lelap tidur, maka dilaksanakanlah niat si ibu sesegera mungkin. Dalam suasana gelap dan sangat tergesa-gesa, digerayangi tangan anak-anaknya, yang memakai gelang kemudian dipondong dan diceburkan ke dalam tempayan yang berisi air yang sedang mendidih bergejolak. Kemudian dia langsung pergi tidur lagi di tempat semula.

      Tetapi alangkah terkejutnya si ibu yang berhati jahat itu. Ketika bangun tidur yang dilihat di sampingnya ternyata si Kunci. Karena penasaran, si ibu lalu pergi ke dapur, yang kemudian gemetar sekujur tubuhnya lalu jatuh pingsan begitu melihat Kencur terbujur mati kaku di tempayan. Ketika siuman, dia ketakutan dan merasa sangat menyesal karena kehilangan anak kesayangan satu-satunya. Dia lalu lari ke hutan, menangis sambil teriak-teriak berulang-ulang :” Mau merebus Kunci keliru Kencur”. Sesampai di hutan pun dia terus menangis, berteriak, berkali-kali dan berulang-ulang :” Mau rebus Kunci keliru Kencur”. Di hutan dia tidak makan dan tidak minum yang layak sampai badannya mengecil dan kemudian menjelma menjadi burung yang selalu berbunyi :” Cuit cuit cuur, cuit cuit cuur!”. Bunyi burung itu selintas mirip teriakan “mau merebus kunci keliru kencur” dan sering terdengar sampai sekarang. Kalau terdengar suara burung seperti itu, dipercayai sebagai pertanda, bahwa di kawasan sekitar burung itu berbunyi, ada kabar orang meninggal dunia.*****

Rabu, 04 Januari 2017

Mencari Sahabat Lama



Saya Muhammad Sadji, alumni SMPN  I Gresik (1966) dan STM Kimia Industri YWSG Gresik (1969). Kehilangan jejak teman baik saya yang bernama Hariyanto bin Suratmo. Dulu pernah tinggal di Kompleks Pegadaian Gresik dan terakhir bekerja di PT Sasa Probolinggo. Orang tuanya (Keluarga pak Suratmo pensiunan PT Pegadaian) konon pindah ke Solo.
Pak Haryanto/keluarga/ putra-putrinya atau saudaranya, mohon hubungi saya (081330762727) untuk menyambung tali silahturahmi. Terima kasih atas perhatiannya, termasuk kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaan pak Hariyanto beserta keluarganya..Wassalam dari saya : Muhammad Sadji

Rabu, 22 Agustus 2012

gresik kota tua bersejarah

kompas edisi rabu 22 agustus 2012 memuat artikel dengan judul "pintu gerbang gresik". selain sebagai  pintu masuknya agama islam di pulau jawa, sebagai kota pantai atau kota pelabuhan, gresik juga pernah menjadi persinggahan penjelajah eropa sekelas marcopolo. bahkan penjajah portugis dan belanda pernah menjadikan gresik sebagai pusat pemerintahan daerah yang penting, yang bisa dilihat dari gedung-gedung dan benteng peninggalan mereka. hingga tahun 70-an gedung-gedung berarsitektur eropa masih banyak kita jumpai bertebaran di kota gresik. tetapi sayang sekali, ketika gresik dimekarkan menjadi kota kabupaten pada tahun 1975/1976, gresik mengalami pengrusakan massal yang sangat dahsyat. bupati pertama yang baru ditunjuk secara membabibuta merenovasi masjid jami gresik yang indah bergaya gabungan eropa, islam dan jawa menjadi jelek dan tidak jelas bentuknya. sampai sekarang renovasi itu belum tuntas sebagai imbas dari kelakuan bupati I tersebut. demikian juga komplek bangunan rumah sakit yang mirip bangunan istana kepresidenan dirobohkan dan diganti bangunan seperti sekarang ini yang tidak jelas arsitekturnya. dulu, bangunan sekitar aloon-aloon gresik sangat indah dan menarik dan berubah total setelah menjadi kota kabupaten. nampaknya, euforia pembangunan melanda juga kota gresik yang sebenarnya malah banyak merusak. membangun memang bisa berujung merusak apabila alam pikirannya mencari obyekan dan korupsi, dan itulah yang dialami kota gresik. demikian juga jalan samanhudi, dulu bernama jalan niaga dan hampir semua bangunan rumah /toko berarsitektur eropa dan tiongkok. dengan alasan pelebaran jalan karena pembangunan, semua bangunan sepanjang jalan itu  terpaksa harus dipapras sehingga menjadi kurang menarik lagi. tiang listrik dan telpon di dalam kota gresik yang terbuat dari besi yang indah bentuknya dan tidak berkarat, telah lenyap semuanya karena pelebaran jalan dan diganti dengan tiang-tiang baru yang tidak tegak lurus alias miring-miring dan umumnya mudah berkarat. sewaktu sekolah di sd negeri bedilan I gresik, saya bersama teman-teman sering main ke bekas benteng di dekat pelabuhan gresik. benteng yang konon peninggalan portugis itu sudah lenyap dan sudah berubah menjadi bangunan pabrik yang menjamur selama rezim orde baru. sayang sekali, pada hal bangunan arsitektur eropa dan tiongkok tersebut sangat potensial bagi pengembangan pariwisata sejarah  yang selaras dengan pariwisata religi yang selama ini sudah berkembang pesat di gresik.*****