
Lia, seorang gadis kecil yang baru masuk Sekolah Dasar, sangat menyayangi kucing. Kalau dia main di mana saja, kucing yang dijumpai pasti disapanya, dibelai-belai bahkan ada yang sampai digendong-gendong. Karena suka menyediakan makanan di teras rumahnya, membuat banyak kucing singgah di rumahnya yang terkadang saling berkelahi karena berebut makanan.
Suatu hari ada jenis kucing Himalaya singgah dan menyerang semua kucing yang ada di teras rumah Lia. Kucing cantik berbulu tebal itu sangat menarik bagi Lia dan meminta orang tuanya untuk memelihara. Kucing itu diam saja sewaktu dibelai dan digendong Lia lalu dibawanya masuk ke dalam rumah. “Eh, jangan dibawa masuk, itu kan kucing milik orang!”, kata Bapaknya. “Biar Pak, kita pelihara saja, kan mungkin tidak betah di rumahnya dan kemudian lari kemari! Lihat ini Pak, dia senang sekali saya gendong”, tangkis Lia meyakinkan Bapaknya.
Berbulan-bulan lamanya kucing yang diberi nama Gembul itu tinggal di rumah Lia dan sangat disayang bagai sahabatnya. Diberinya makan dan minum, juga diajak bercanda-ria setiap hari. “Kamu sayang kucing boleh, tetapi jangan lupa belajar, ya Lia!”, tegur Ibunya suatu ketika. Oleh karena itu, sewaktu bercanda-ria dengan Gembul, tidak lupa Lia membawa buku untuk sambil belajar. Sudah selama lima bulan, Gembul sebagai sahabat Lia di rumah. Sangat akrab dan agaknya saling merindukan. Lia rindu akan kelucuannya dan Gembul juga terlihat sangat menikmati ketika digendong dan dielus-elus dibelai manja.
Suatu hari, Bapaknya Lia kedatangan tiga orang tamu. Pintu ruang tamu dibuka lebar-lebar sehingga kesempatan bagi Gembul untuk keluar dan lari entah kemana. Lia dan Ibunya yang terbangun dari tidur siang, kaget karena Gembul tidak berada di tempatnya. Dicari ke segala sudut rumah, Gembul tidak kunjung ditemukan. Menangislah Lia, dan selalu memanggil-manggil Gembul.
Beberapa hari kemudian,,sesudah makan siang, Lia tiduran di sofa panjang di ruang tamu, tempat biasanya bersama Gembul bercanda-ria. Saking sangat rindunya bersama Gembul, Lia tertidur pulas dan bermimpi ketemu Gembul yang dicari-cari. “Meeoong, apa kabar Lia?”, sapa Gembul. “Hai Gembul, kemana saja kamu selama ini?”, sahut Lia dengan suka cita. “Aku mau ke Himalaya, ke kampung halaman nenek-moyangku, ayo Lia ikut ya!”, ajak Gembul dengan semangat. “Ayo, nanti kenalkan ya sama saudara dan teman-temanmu!”, jawab Lia dengan sangat gembira. Perjalanan ternyata terasa sangat jauh dan terus mendaki, lalu sampailah ke suatu rumah yang bagus dan indah ukirannya. “Hai teman-teman, ini kenalkan teman mainku yang baik hati, selalu memberi makan dan minum serta dibelai-belainya aku dengan penuh kasih-sayang”, seru Gembul kepada para kucing yang banyak sekali, dan sangat lucu. Karena terasa lama sekali di rumah itu, tiba-tiba Lia ingin mengajak Gembul pulang. “Ayo Gembul kita pulang ke rumah, kita main di rumah saja”, bujuk Lia. Tetapi Gembul yang sudah digendongan Lia tiba-tiba meloncat dan lari kencang. Lia kaget lalu terbangun dan seketika menangis lagi sejadi-jadinya sambil teriak, Gembul, Gembul. “Kamu mimpi ya Lia. Diam sayang, jangan ditangisi, mungkin Gembul ingin pulang ke rumah asalnya lagi. Kamu berdoa saja, semoga Si Gembul pulang ke sini lagi!”, hibur Ibunya menenangkan Lia dengan penuh kasih sayang dan bujuk rayu.*****Bekasi, Mei 2025